Senin, 22 Desember 2008

Sistem Pendingin Engine


I. LATAR BELAKANG

Sistem pendinginan berfungsi untuk menjaga temperatur kerja mesin, agar mesin dapat bekerja secara efisien. Untuk menjaga temperatur kerja tersebut, mesin akan cepat mengalami panas pada saat temperatur mesin masih dingin atau saat mesin mulai hidup, dan mesin akan dengan cepat membuang panas bila temperatur mesin berlebihan ( Ridwan, 2008 : 1).
Pembakaran yang terjadi di dalam silinder dapat mencapai temperatur ± 25000C. Proses pembakaran ini terjadi berulang-ulang. Oleh karena itu komponen-komponen engine menjadi panas. Untuk menjaga agar kondisi mesin agar tetap bekerja normal, kepala silinder, blok silinder, torak mekanik katup, katup dan kelengkapannya perlu mendapat pendinginan yang cukup agar kekuatan materialnya tetap stabil. Di dalam mesin, bahan bakar dibakar di dalam silinder, Untuk merubah dari energi panas ke dalam tenaga gerak. Tapi energi panas yang dihasilkan tidak semuanya dirubah ke dalam tenaga. Hanya kira-kira 25% energi yang dimanfaatkan secara efektif. Kira-kira sebesar 45% lainnya hilang saat gas buang atau gesekan dan 30% diserap oleh mesin itu sendiri. Panas yang diserap oleh mesin harus dibuang ke udara dengan segera, sebab bila tidak mesin akan menjadi terlalu panas dan dapat mempercepat keausan. Maka sistem pendingin dilengkapi di dalam mesin untuk pendinginan dan mencegah panas yang berlebihan (overheating). Sebagian panas diserap oleh fluida pendingin, terbawa keluar bersama gas bekas, diserap oleh minyak pelumas, diserap oleh komponen-komponen utama engine. Pendinginan merupakan suatu kebutuhan bagi engine, tetapi apabila ditinjau dari segi pemanfaatan energi termal, pendinginan itu adalah suatu kerugian. Meskipun demikian pendinginan pada motor mutlak dibutuhkan, agar temperatur kerja dapat dipertahankan (Suprapto, 1999 : 22).
Umumnya mesin didinginkan oleh sistem pendingin udara atau sistem pendingin air. Berdasarkan fluida pendingin, pendinginan yang biasa digunakan pada mesin-mesin kendaraan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sistem pendinginan udara dan sistem pendinginan air.
Sistem pemdinginan udara
Pada sistem pendinginan udara, panas yang dihasilkan dari pembakaran gas didalam silinder, sebagian merambat melalui dinding silinder, kepala silinder dan blok silinder, yang selanjutnya sirip-sirip pendingin. Kemudian diserap oleh udara luar yang temperaturnya jauh lebih rendah. Konstruksi dan jumlah sirip pendingin tergantung besar kecilnya mesin dan kecepatan perpindahan kalor dari sirip-sirip ke udara. Udara yang menyerap panas dari sirip-sirip pendingin harus mengalir supaya udara sekitar sirip-sirip temperaturnya tetap rendah. Untuk mesin-mesinyang diam atau stationer aliran udara dapat dibuat dengan cara hembusan blower.
Sistem pendinginan air
Pada sistem pendinginan air, sebagian panas dari ruang bakar disrap oleh dinding silinder dan kepala silinder. Untuk mendinginkan silinder-silinder pada blok motor dan mendinginkan kepala silinder dibuat rongga-rongga air pendingin, yang disebut mantel air pendingin (water jacket). Mantel pendingin dihubungkan dengan radiator oleh selang radiator. (Suprapto, 1999 : 22-23).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar