Selasa, 23 Desember 2008

Sistem Rem

Rem

Rem digunakan untuk mendapatkan gesekan yang bertujuan memperlambat atau menghentian laju sepeda motor pada saat berjalan. Terdapat dua tipe rem pada sepeda motor, yaitu rem teromol dan rem cakram. Pada sepeda motor keluaran lama, kebanyakan menggunakan rem tromol pada roda depan dan belakang. Pada sepeda motor keluaran terbaru, kebanyakan telah menggunakan rem cakram di roda depan dan rem teromol di roda belakang.

1. Rem Tromol

Pada rem teromol, mekanisme proses pngereman disebabkan oleh gesekan antara kanvas rem dengan teromol. Pada saat pedal rem di injak atau handle rem ditarik, kabel rem menggerakkan lengan rem dan memutar bubungan rem. Bubungan rem akan mendorong sepatu rem, menyebabkan sepatu rem mengembang. Akibatnya, terjadi gesekan akibat kanvas rem dengan teromol.

REM TROMOL HIDROLIK

Rem tromol hidrolik menggunakan minyak rem sebagai perantara untuk menruskan tekanan dari pedal rem kekanvas rem dalam tromol.sipat cairan rem adalah meneruskan tekanan kesegalah arah

Kompanen rem tromol hidrolik terdiri atas tromol,kanpas,slinder roda, pipa minyak rem,selindermaster reserpir dan pedal rem.

CARA KERJA REM TROMOL HIDROLIK

Apabila pedal gas diinjak dengan tekanan tertentu maka minyak rem akan meneruskan tekanan tersebut keselinder roda yang selanjutnya piston selinder roda mengembang dan menekan kanvas rem tekanan kanvas rem tersebut mengenai dinding dalam dari tromol sehingga terjadilah pengereman. Pengereman bias tidak bekerja degan baik apabila kanvas rem tipis,permukaan kanvas rem atau permukaan dinding tromol licin, minyak rem habis selinder-selinder roda macet atau selang-selang minyak rem kemasukan udara.

Tromol rem dibuat dari besi tuang.pada waktu terjadi pengereman suhu pada teromol rem antara 200-300 derajat celcius.oleh karena itu tromol rem ol rem pada umharus mudh menghantarkan panas.permukaandalam teromol harus rata sehingga jarak antara kanvas dengan permukaan tromol harus sama besar.permukaan tromol yang tidak rata mengakabatkan tromol rem bergetar pada waktu di rem.getaeran tersebut akan di teruskan ke seluruh badan kendaraan.permukaan dalam tromol yang licin karena aus atau terdapat minyak mngakibatkan pengereman tidak terjadi dengan baik.apabila hanya pad satu tromol saja yang licin maka pengereman tidak merarta pada semua roda.akibatnya,mobil cenderung berbelok ke suatu sisi.........

Senin, 22 Desember 2008

Sistem Pendingin Engine


I. LATAR BELAKANG

Sistem pendinginan berfungsi untuk menjaga temperatur kerja mesin, agar mesin dapat bekerja secara efisien. Untuk menjaga temperatur kerja tersebut, mesin akan cepat mengalami panas pada saat temperatur mesin masih dingin atau saat mesin mulai hidup, dan mesin akan dengan cepat membuang panas bila temperatur mesin berlebihan ( Ridwan, 2008 : 1).
Pembakaran yang terjadi di dalam silinder dapat mencapai temperatur ± 25000C. Proses pembakaran ini terjadi berulang-ulang. Oleh karena itu komponen-komponen engine menjadi panas. Untuk menjaga agar kondisi mesin agar tetap bekerja normal, kepala silinder, blok silinder, torak mekanik katup, katup dan kelengkapannya perlu mendapat pendinginan yang cukup agar kekuatan materialnya tetap stabil. Di dalam mesin, bahan bakar dibakar di dalam silinder, Untuk merubah dari energi panas ke dalam tenaga gerak. Tapi energi panas yang dihasilkan tidak semuanya dirubah ke dalam tenaga. Hanya kira-kira 25% energi yang dimanfaatkan secara efektif. Kira-kira sebesar 45% lainnya hilang saat gas buang atau gesekan dan 30% diserap oleh mesin itu sendiri. Panas yang diserap oleh mesin harus dibuang ke udara dengan segera, sebab bila tidak mesin akan menjadi terlalu panas dan dapat mempercepat keausan. Maka sistem pendingin dilengkapi di dalam mesin untuk pendinginan dan mencegah panas yang berlebihan (overheating). Sebagian panas diserap oleh fluida pendingin, terbawa keluar bersama gas bekas, diserap oleh minyak pelumas, diserap oleh komponen-komponen utama engine. Pendinginan merupakan suatu kebutuhan bagi engine, tetapi apabila ditinjau dari segi pemanfaatan energi termal, pendinginan itu adalah suatu kerugian. Meskipun demikian pendinginan pada motor mutlak dibutuhkan, agar temperatur kerja dapat dipertahankan (Suprapto, 1999 : 22).
Umumnya mesin didinginkan oleh sistem pendingin udara atau sistem pendingin air. Berdasarkan fluida pendingin, pendinginan yang biasa digunakan pada mesin-mesin kendaraan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sistem pendinginan udara dan sistem pendinginan air.
Sistem pemdinginan udara
Pada sistem pendinginan udara, panas yang dihasilkan dari pembakaran gas didalam silinder, sebagian merambat melalui dinding silinder, kepala silinder dan blok silinder, yang selanjutnya sirip-sirip pendingin. Kemudian diserap oleh udara luar yang temperaturnya jauh lebih rendah. Konstruksi dan jumlah sirip pendingin tergantung besar kecilnya mesin dan kecepatan perpindahan kalor dari sirip-sirip ke udara. Udara yang menyerap panas dari sirip-sirip pendingin harus mengalir supaya udara sekitar sirip-sirip temperaturnya tetap rendah. Untuk mesin-mesinyang diam atau stationer aliran udara dapat dibuat dengan cara hembusan blower.
Sistem pendinginan air
Pada sistem pendinginan air, sebagian panas dari ruang bakar disrap oleh dinding silinder dan kepala silinder. Untuk mendinginkan silinder-silinder pada blok motor dan mendinginkan kepala silinder dibuat rongga-rongga air pendingin, yang disebut mantel air pendingin (water jacket). Mantel pendingin dihubungkan dengan radiator oleh selang radiator. (Suprapto, 1999 : 22-23).